Tari Topeng Panca Wanda sebagai Representasi Sifat Manusia
Indonesia erat kaitannya dengan budaya tradisional yang mempunyai nilai-nilai budi pekerti sebagai warisan dari paraleluhur. Kita mengetahui bahwa setiap jenis kesenian yang dimiliki mempunyai ciri khas dan daya tarik tersendiri.Masing-masing kesenian saling melengkapi satu sama lain dan menjadi kesatuan yang utuh dibawah payungkeberagaman Indonesia.
Tari Topeng Cirebon sebagai salah satu bagian dari senitari tumbuh dan berkembang pada masa pemerintahan Raja Jenggala di Jawa Timur yaitu Prabu Panji Dewa pada abad10-11 M, kemudian Tari Topeng masuk ke Cirebon danmengalami perpaduan dengan kesenian rakyat setempatseperti Tarling, Wayang Kulit, dan Gamelan. Pada tahun1479-1568, Cirebon menjadi pusat penyebaran agama Islam yang dipimpin oleh Syekh Syarif Hidayatullah sebagai Sultan Cirebon bekerjasama dengan Sunan Kalijaga memfungsikanTari Topeng dan 6 jenis kesenian lainnya seperti WayangKulit, Gamelan Renteng, Brai, Angklung, Reog dan Berokansebagai bagian dari upaya penyebaran agama Islam.
Dalam penyebarannya sebagai sebuah kesenian tradisionalkhususnya tari, keindahan gerakan merupakan salah satuelemen yang wajib ada dan berperan penting dalammenunjang sebuah rangkaian pertunjukan tari. Namun yang tidak kalah penting dibalik keindahan gerak tariannya, ialahpada pertunjukan kesenian tari topeng Cirebon menyimpanmakna filosofis tentang kehidupan manusia. Tak heran. inibukan menjadi hal baru lagi, seperti penjelasan sebelumnyakehadiran Tari Topeng Cirebon sudah ada sejak berabad-abadlamanya. Sehingga bisa dikatakan kesenian Tari TopengCirebon adalah bagian hidup dari manusia yang sedikitbanyak telah mempengaruhi cara pandang manusia dalammenjalani kehidupannya.
Manusia sebagai makhluk yang dibekali rasa dan akalpikiran mempunyai beragam sifat atau karakteristik yang melekat pada dirinya. Keberagaman karakteristik inilah yang berperan penting dalam menentukan tingkat pemahamanmanusia terhadap kehidupan disekitarnya. Semakin dewasa, pengalaman manusia akan semakin bertambah sehinggadalam tingkatan yang normal pemahamannya juga meningkat.Masing-masing sifat manusia nampak jelas terlihat melaluimacam-macam karakter pada Topeng Panca Wanda. Dalamkehidupan sehari-hari setiap manusia seperti mengenakantopeng. Perubahan ekspresi wajah menyesuaikan denganperasaan yang sedang dirasakan. Sehingga perubahan dariceria menjadi marah, kekanak-kanakan menjadi dewasaataupun sebaliknya ibarat mengenakan bermacam-macamjenis topeng yang bisa digunakan secara bergantian sesuaikeinginan. Hal tersebut mengandung arti bahwa selama prosespencarian jati diri, setiap manusia akan merasakan danmengalami kondisi dimana perubahan diri akan terjadi seiringdengan bertambahnya usia dan pengalaman.
Seiring perkembangannya, Tari Topeng Cirebon memperoleh dan memiliki bentuk penyajian yang spesifik, yang selanjutnya dikenal dengan istilah Topeng Babakan atauDinaan karena dalam satu babak mewakili satu karaktertertentu sesuai dengan kedok yang digunakan. Pertunjukantari Topeng Cirebon terdiri dari 5 (lima) babak atau lebihdikenal dengan sebutan Tari Topeng Panca Wanda. Urutanpenyajian Tari Topeng Panca Wanda adalah Topeng Panji, Topeng Samba (Pamindo), Topeng Rumyang, Topeng Patih(Tumenggung) dan terakhir Topeng Kelana (Rahwana),Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai filosofi ataurepresentasi sifat manusia dalam menjalani kehidupan padaTopeng Panca Wanda.
1. Topeng Panji
Tarian Topeng Panji ditampilkan pada urutan pertama atausebagai pembuka. Wajah pada topeng Panji berwarna putihberseri melambangkan kebersihan dan kesucian bagaikanbayi yang baru dilahirkan. Topeng ini memiliki karakterhalus dan alim. Sebagai pembuka, Panji mengibaratkanmanusia saat pertama kali lahir dari rahim seorang Ibudengan keadaan bersih dan suci. Atau bisa juga dipahamidengan Panji berasal dari kata “siji” yang artinya satu. Sijimemiliki arti bahwa dalam tradisi seni tari Topeng Cirebon ini, Topeng Panji menjadi pengawal tarian atau urutan pertama dari Tari Topeng. Simbolisasi gerakan Topeng Panji dimaknai sebagai gerakan bayi karena cenderung kecil, lembut, minimalis dan lebih banyak diam.
2. Topeng Samba (Pamindo)
Topeng anak-anak yang berwajah ceria, dan lucu. Riaswajah pada topeng Samba berwarna putih berseri dengandihiasi rambut keriting atau ikal pada dahinya dan memilikikarakter yang genit serta lincah. Pamindo sendiri berasaldari kata “mindo” yang berarti kedua. Topeng Pamindoumumnya ditarikan pada kesempatan kedua dalampertunjukan Topeng Cirebon. Gerakan-gerakan TopengPamindo digambarkan sebagai seseorang yang mulaimemasuki masa remaja sehingga cenderung memiliki rasaingin tahu yang besar, berfikir emosional dan penuh dengansemangat yang bergelora. Bentuk gerakan pada tari TopengPamindo cenderung lincah, berirama cepat dan patah-patah.
3. Topeng Rumyang
Wajahnya menggambarkan seorang remaja dengan riasanberwarna oranye sebagai lambang peralihan dari masaremaja ke masa dewasa. Rumyang berasal dari kata“ramyang-ramyang”, artinya mulai terang. Bahasa Sundamenyebut ramyang-ramyang sebagai “carancang tihang”, suatu keadaan menjelang pagi yang masih samar atauremang-remang. Topeng Rumyang merepresentasikankondisi ketika seseorang sudah mulai dewasa dan mengertiarti hidup sehingga pandangannya kian lama semakin jelasdan terang dalam melihat situasi kehidupan di sekelilingnya.Topeng Rumyang umumnya ditarikan pada tarian ketiga, namun di beberapa daerah ditarikan sebagai tarian terakhir.
4. Topeng Patih (Tumenggung)
Tumenggung memiliki karakter gagah dan tangguh. Riaswajahnya tegas, berwarna merah, berkumis tipis, menggambarkan seseorang yang punya kedudukan, berkepribadian dan rasa tanggung jawab yang tinggi sesuaidengan kedewasaannya.
5. Kelana (Rahwana)
Topeng Kelana berwarna merah padam, berkumis tebalmenyeramkan dan melambangkan karakter gagah dan besar.Tarian ini menggambarkan orang yang serakah, angkuh, murka dan tidak dapat mengendalikan diri, sekaligus menggambarkan puncak fase kehidupan manusia yang selalu berkelana dalam kebebasan dari pengaruh hawa nafsu. Gerak tersebut melambangkan mampumentertawakan kepandaian diri sendiri atau dengan kata lainsebagian besar dari gerak tarinya menggambarkan seseorangyang tengah marah, mabuk, gandrung, tertawa terbahak-bahak, dan sebagainya.
Kelima babak Tari Topeng Panca Wanda salingberkesinambungan sebagai sebuah kesatuan yang hakiki.Menggambarkan segala sesutu yang terjadi mempunyai satumuara yang tunggal. Setiap bagian Tari Topeng Panca Wanda juga memainkan perannya sebagaimana setiap orangmempunyai tanggung jawab atas dirinya sendiri sebagaiindividu dan tanggung jawab terhadap orang lain sebagaimakhluk sosial.
Sebagai hasil suatu kebudayaan, Tari Topeng PancaWanda selain mempunyai nilai hiburan juga mengandungpesan-pesan terselubung yang merepresentasikan bagaimanasifat atau watak manusia dan tahap kehidupan yang akandialaminya. Masing-masing unsur yang terkandung didalampertunjukan Tari Topeng Cirebon jika dibedah lebih spesifiklagi akan menunjukkan arti yang lebih simbolik. Sehinggaapabila diterjemahkan, bukan tidak mungkin akan menyentuhberbagai aspek kehidupan lainnya. Oleh sebab itu, darirepresentasi diatas secara singkat menujukkan bahwa TariTopeng Panca Wanda bisa menjadi nilai pendidikan yang variasinya dapat meliputi aspek kehidupan manusia sepertikepribadian, kebijaksanaan, kepemimpinan, cinta bahkanangkara murka serta menggambarkan perjalanan hidupmanusia sejak dilahirkan hingga menginjak dewasa.
Posting Komentar
0 Komentar