cirebon
Fungsi Tari Topeng Cirebon
Banyak seniman tari yang mengambil inspirasi dari tari-tarian upacara magis menjadi sebuah tari pertunjukan. Banyak aspek yang harus diperhatikan, diantaranya adalah: faktor tari sebagai seni (obyek Apresiasi), yaitu bagaimana kita menyajikan suatu tarian yang bernilai estetis, tentu saja hal ini didukung dengan media bantu lain seperti iringan, rias dan busana, dekorasi dan tata pentas yang baik dan komunikatif. Kedua adalah faktor penonton (Apresiator), yang perlu diperhatikan adalah tari yang kita sajikan untuk dokomunikasikan kepada penonton. Kedua faktor tersebut harus betul-betul diperhatikan karena keduanya saling mendukung satu sama lain.
1. Tari sebagai sarana upacara merupakan media persembahan atau pemujaan terhadap kekuatan


Tari sebagai seni pertunjukan adalah seni yang hanya dapat dinikmati dan dinilai pada saat pertunjukkan itu saja. Sehubungan dengan hal itu maka menciptakan suatu tarian sebagai seni pertunjukkan perlu mempertimbangkan masalah situasi dan kondisi serta tingkat daya apresiasi seni masyarakat yang akan dihidangi. Sebab tari sebagai seni pertunjukkan tanpa penonton, artinya tanpa massa pendukung adalah tidak mungkin dalam alam modern ini. Dari kenyataan tersebut, seorang koreografer diusahakan jangan membuat tari-tarian yang sekiranya baik untuk waktu 10 atau 20 tahun yang akan datang, tetapi sekarang belum dapat diterima oleh masyarakat.
Untuk dpat memberikan kepuasan terhadap penonton, bukan terletak pada teknik serta isi pertunjukan saja, akan tetapi segala sesuatu yang menyangkut penonton serta cara menyajikan suatu acara harus benar-benar diperhatikan sedemikian rupan, sehingga apresiator atau penonton dengan enak dan mudah dpat mengikuti perunjukan sampai selesai.
Fungsi tari topeng cirebon dalam upacara Mapag Sri di desa Pangkalan, kecamatan Plered, kabupaten Cirebon Jawa Barat. Sampai dengan saat ini masih dilestarikan dan sudah menjadi ikon desa Pangkalan.
Upacara adat Mapag Sri merupakan pesta panen padi yang dilaksanakan satu tahun sekali dan keberadaannya tidak lepas dari Tari Topeng Cirebon. Tari Topeng yang disajikan mulai dari tari topeng panji, tari topeng samba, tari topeng rumayang, tari topeng tumenggung, dan tari topeng klana. Tari topeng cirebon dalam Mapag Sri memiliki dua fungsi yaitu primer dan sekunder. Fungsi primer sebagai tari ritual dan fungsi sekunder sebagai media hiburan dan sebagai media pendidikan.
Cirebon merupakan kota sejarah yang banyak menyimpan kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan bersama-sama.
Seni tari topeng bukan hanya sebagai hiburan dan seni semata tetapi memiliki nilai-nilai kehidupan yang sangat relevan dengan konteks kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. Dalam tarian tersebut terkandung nilai-nilai kepemimpinan, kebijaksanaan dan kasih sayang. Bahkan, tarian ini juga menggambarkan perjalanan hidup manusia sejak dilahirkan hingga menginjak dewasa.
Daya apresiasi seni tari masyarakat Indonesia pada umumnya masih rendah. Perhatian dari seniman terhadap usaha pembinaan kesenian, khususnya seni tari masih kurang. Sebagaimana masyarakat masih menganggap tari adalah sama dengan kesenangan atau hiburan yang sifatnya adalah sambilan. Silang pendapat antara seniman tari dengan karya-karya tari dengan masyarakat yang diharapkan menjadi massa pendukungnya makin lama makin lebar, karena tidak ada usaha dari para seniman untuk memelihara hubungan itu. Akibatnya masyarakat, dalam hal ini justru kaum intelektual dalam kwantitas prosentasenya adalah lebih besar, kurang kenal lagi akan seni budaya sendiri. Masih jarnag masalah seni tari disinggung dalam forum pembicaraan yang serius, dan baru dibicarakan apabila tari pertunjukkan dibutuhkan untuk maksud-maksud tertentu.
"Kalau kita baca sejarah dan nilai-nilai filosofi yang terkandung dalam seni tari topeng Cirebon, banyak yang bisa kita ambil pelajaran. Salah satunya karakter Topeng Temenggung yang menggambarkan kebaikan kepada sesama manusia, saling menghormati dan senantiasa mengembangkan silih asah, silih asih dan silih asuh. Begitu juga karakter Topeng Klana yang melambangkan kerja keras dan usaha untuk menggapai apa yang dicita-citakan,"
Harapannya, masyarakat bisa menjaga kelestarian budaya Indonesia khususnya seni tari topeng Cirebon yang sudah melegenda dan diwariskan turun-temurun sejak masa Kesultanan Cirebon yang dipimpin Sunan Gunung Jati.
Posting Komentar
0 Komentar