Pertama Kali Melihat Langsung Pertunjukan Tari Topeng Kelana


Pertama Kali Melihat Langsung Pertunjukan Tari Topeng Kelana



Dalam acara inaugurasi universitas swadaya gunung jati yang dilaksanakan pada hari Sabtu 28 September 2019. Sebagai puncak kemeriahan atau hiburan setelah satu minggu kampus mengadakan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru ( PKKMB ) Universitas dan PKKMB fakultas. Banyak sekali hal –hal yang menarik. Di sana banyak bazar – bazar makanan yang dijual oleh mahasiswa kampus, adapula penjual dari luar anak kampus ( mungkin ), dan yang paling utama adalah banyak sekali penampilan – penampilan di acara inaugurasi. Dari tampilan setiap fakultas ; Fakultas Hukum, Fakultas Fisip, Fakultas Kedokteran, Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik, dan Fakultas Ekonomi. Adapula penampilan dari guess star, dari kakak tingkat UKM. Ada yang unjuk kepandaiannya dalam bidang menyanyi solo, ng- band, dance ala K-POP Korea, dan adapula pertunjukan tarian tradisional khas Cirebon, yaitu Tari Topeng.  Saat itulah saya pertama kali menyaksikan langsung tarian tradisional khas Cirebon, yaitu Tari Topeng Kelana. Tarian pada saat itu ditampilkan oleh satu orang penari perempuan, yang memakai kostum tari topeng lengkap, dari topeng yang berwana merah sebagai kedok muka, di kepalanya memakai sobra, memakai selendang di pinggang, dan sebagainya. Sangat indah ditonton dengan gerakan – gerakan yang enerjik dan gemulai. Pandangan  saya tidak bisa berpaling dari penari itu, saya sangat menikmati pertunjukan seni tari toprng Kelana pada acara Inaugurasi UGJ. Mungkin karena pada saat itu juga, saya menyaksikannya langsung. Karena biasanya saya menyaksikan tarian tradisional adlah tari merak. Dari saya dudk di sekolah dasar, sekolah menengah, sampai menengah atas, dan bahkan di acara hajatan – hajatan, selalu di tampilkan tarian merak. Saya tidak bisa mendeskripsikan secara detail bagaimana penari itu menggerakan tangan, kaki, pinggul, dan badannya saat menari. Karena itu sangatlah sulit dan saya menonton hanya sekali sehingga daya tangkap saya tidak bisa langsung tahu betul bagaimana si penari itu menggerakan gerakan tarinya.

Pasti bangga dan senang sekali orang – orang yang bisa menarikan tari tradisional dengan lihai. Dia membuktikan bahwa, dirinya sangat menghargai, mencintai, dan melestarikan tarian tradisional yang sekarang mulai pupus oleh jaman.

Nah, teman – teman. Karena saya tidak bisa menjelaskan secara dalam, menyeluruh, dan detail terhadap pengalaman saya setelah melihat tari topeng Kelana secara langsung. Semoga ulasan di bawah ini bisa memberikan pemahaman yang lebih kepada teman – teman yang penasaran dan ingin tahu lebih dalam mengenai tari topeng Kelana... Selamat membaca...

Tari topeng kelana adalah salah satu jenis tari topeng yang berasal dari Cireon. Tari Topeng Kelana ini adalah gambaran seseorangyang bertabiat buruk, serakah, penuh amarah dan tidak bisa mengendalikan hawa nafsu. Namun, tariannya justru paling banyak disenangi oleh penonton. Sebagaian dari gerak tariannya menggambarkan seseorang yang tengah marah, mabuk, gandrung, tertawa terbahak – bahak, dan sebagainya. Lagu pengiringnya adalah Gonjing yang dilanjutkan dengan Sarung Ilang. Struktur tarinya seperti halnya topeng lainnya, terdiri atas bagian baksarai ( tari yang belum memakai kedok ) dan bagian ngedok ( tari yang memakai kedok ). Beberapa dalang topeng, misalnya Rasinah dan Menor ( Carni ), membagi tarian ini menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah Topeng Kelana yang diiringi dengan lagu Gonjing dan sarung Ilang. Bagian kedua adalah Kelana Udeng yang diiringi lagu Dermayonan.

Tari Topeng Kelana sering pula disebut Topeng Rowana. Sebutan itu mengacu pada salah – satu tokoh yang ada pada cerita Ramayana, yakni tokoh Rahwana. Secara kebetulan, karakternya sama persis dengan tokoh Kelana dalam cerita Panji. Di Cirebon, topeng Kelana dan Rowana kadang – kadang diartikan sebagai tarian yang sama. Namun, bagi beberapa dalang topeng, misalnya Sujana dan Keni dari Slangit ; Surtini dari Kalianyar ; dan Tumus dari Kreo ; membedakan kedua tarian tersebut, hanya kedoknya saja yang sama. Jika kedok tari topeng Kelana yang ditarikan itu memakai kostum irah – irahan atau makuta Rahwana. Kostumnya jauh berbeda dengan topeng Kelana dan kelihatan sangat mirip dengan kostum tokoh Rahwana dalam Wayang Wong.

Dalam pertunjukan topeng hajatan, yakni setelah tari topeng tersebut selesai, penari biasanya melakukan nyarayuda ataungarayuda, yakni meminta uang kepada para penonton, tamu undangan, pemangku, dan panitia hajat, para pedagang, dan lain – lain. Ia berkeliling seraya mengasong – asongkan kedok yang dipegang terbalik – bagian dalamnya terbuka dan bagian wajahnya menghadap kebawah – dan kedok berubah fungsi menjadi wadah uang. Mereka memberikan uang seikhlasnya tanpa merasa ada suatu paksaan. Setelah merasa cukup, penari kembali ke panggung dan sebagai rasa terima kasih, ia kembali mempersembahkan beberapa gerakan tari topeng Kelana, sebagai tarian ekstra. Nyarayuda atau ngarayuda adalah sebuah pesan moral atau simbol yang mengingatkan kita tentang bagaimana sebaiknya berkehidupan di masyarakat. Tari Topeng Kelana adalah seorang raja yang kaya raya, yang tak kurang suatu apapun, namun ia masih merasa kekurangan, merasa segalanya belum cukup, sehingga ia tetap berusaha untuk mengambil sebanyak – banyaknya harta tanpa mempedulikan apakah itu haq atau batil. Itulah sebenarnya pesan yang ingin di sampaikan nyarayuda, yang artinya bukan semata – mata mengemis. Hidup, sebaiknya lebih banyak memberi daripada lebih banyak meminta.


Pokok – pokok Tari Topeng Cirebon ada sembilan, yaitu ;

1. Adeg – adeg ( berdiri ) : artinya kita harus berdiri dengan kokoh agar tidak tergoyahkan.

2. Pasangan : artinya kita senantiasa memberikan suri tauladan kepada orang lain dengan berbuat kebajikan dan kebaikan.

3. Capang : artinya agar kita selalu ringan tangan memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan.

4. Banting tangan : artinya kita harus senantiasa bekerja keras.

5. Jangkungilo : artinya mengukur keinginan kita dengan kemampuan yang ada.

6. Godeg : artinya geleng kepala. Maknanya apabila kita melihat saudara kita sesama manusai yang sedang di landa kesusahan, kita senantiasa menggelengkan kepala dan kemudian menolongnya sesuai kemampuan.

7. Gendut : artinya dalam hidup ini kita jangan gemuk sendiri karena masih banyak saudara – saudara kita yang kekurangan dan hidup di bawah garis kemiskinan.

8. Kenyut : artinya kepincut. Maknanya kita harus kepincut kepada hal – hal yang sifatnya positif dan konstruktif.

9. Nindik / njangka : artinya bertindak atau bertaubat. Maknanya kita senantiasa harus berbuat kepada jalan yang diridhoi Allah SWT.

Kesembilan gerakan tersebut adalah disesuaikan dengan lubang yang terdapat pada tubuh manusia, yaitu sebagai berikut :

1. Dua lubang mata

2. Dua lubang telinga

3. Dua lubang hidung

4. Dua lubang pelepasan ( depan dan belakang )

5. Satu lubang mulut

Sampai sini aja ya teman – teman, ulasan saya mengenai tari topeng Kelana.. jangan lupa baca juga tulisan blog saya lainnya... Terima kasih atas kunjungannya...




Posting Komentar

0 Komentar