Perbedaan Gaya pada Tari Topeng Cirebon
Kesenian sejenis seperti Tari Topeng, belum tentumemiliki kesamaan secara persis dari segi keseluruhan.Mengapa demikian? Karena proses persebarannya dilakukansecara bertahap dan menyesuaikan dengan budaya ketentuansetempat. Sehingga perbedaan bukan menjadi suatukekurangan, sebaliknya ini menjadikan Tari Topeng memilikiciri khas tersendiri dan memunculkan keanekaragaman yang luas tersebar di berbagai wilayah.
Berdasarkan asal muasalnya, Tari Topeng konondiciptakan oleh Ki Danalaya, salah seorang murid Sunan Kali Jaga, yang kemudian mewariskannya kepada tokoh-tokoh Seniman Cirebon. Selama perkembangannya telah melahirkandua Cengkok (gaya) dalam pementasan seni Tari Topeng, yaitu Cengkok Arjawinangun (Slangit) dan Cengkok Losari(astanalanggar).
Tari Topeng sebagai sebuah karya seni dalampersebarannya menyesuaikan dengan aspek-aspek kehidupandan budaya masyarakat yang sudah ada sehingga timbulperbedaan gaya Topeng yang kemudian berpengaruh terus dalam perkembangan Topeng pada zaman Islam. Perbedaan gaya tersebut tampak pada unsur-unsur ekspresi dan ungkapan artistik seperti pada warna, garis dan atribut Topeng. Ekspresi Topeng adalah pencerminan dari wajah kedalamperlambangan tipologis.
Para Sultan dan Bangsawan pada zaman Islam lama sesuai dengan tradisi kebudayaan istana, terus berusaha untuk mengembangkan dan menyempurnakan tarian Topeng yang telah dirintis pada zaman sebelumnya. Usaha ini disertai dengan memasukkan ajaran hidup berdasarkan agama Islam yang disesuaikan dengan falsafah agama masa lampau.Topeng Cirebon yang semula berpusat di Keraton-Keraton, kini tersebar di lingkungan rakyat Petani pedesaan. Dan seperti umumnya kesenian rakyat, maka Topeng Cirebon juga dengan cepat mengalami transformasi-transformasi. Prosestranformasi itu berakhir dengan keadaannya yang sekarang, yakni berkembangnya berbagai “gaya” Topeng Cirebon.
Pada tari Topeng Cirebon terdapat beberapa gaya tarian yang telah diakui secara adat. Gaya-gaya ini berasal dari desa-desa asli tempat di mana tari Topeng Cirebon lahir dan juga dari desa lainnya yang menciptakan gaya baru yang secara adat telah diakui lepas dari gaya lainnya. Perbedaan gaya tari Topeng Cirebon antar daerah tersebut dikarenakan adanya penyesuaian selera penonton dengan nilai estetika gerak tarian di atas panggung, berikut ini adalah sebagian dari gaya tariTopeng Cirebon:
1. Gaya Beber
Tari Topeng Cirebon gaya Beber adalah salah satu gaya tari Topeng Cirebon yang lahir di desa Beber, kecamatanLigung, kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Pembagianbabak pada tari topeng Cirebon gaya Beber dilakukandengan berdasar para interpretasi tentang sifat dankesadaran manusia, yaitu Topeng Panji, Topeng Samba, Topeng Temenggung, Topeng Jinggananom danTemenggung, Topeng Klana, dan Topeng Rumyang,
2. Gaya Brebes
Tari Topeng Cirebon gaya Brebes merupakan jenis tari yang berkembang di wilayah kecamatan Losari, kabupatenBrebes yang mendapat pengaruh dari kebudayaan Jawa. Gaya Brebes sebenarnya merupakan tari Topeng Cirebon gaya Losari yang mendapatkan banyak pengaruh lokal, termasuk dari segi alur ceritanya. Tari ini menceritakanlegenda Joko Bluwo, seorang pemuda petani desa yang berwajah buruk rupa berkeinginan untuk mempersuntingputri raja yang cantik jelita bernama Putri Candra Kirana.
3. Gaya Celeng
Tari Topeng Cirebon gaya Celeng merupakan salah satugaya tari yang penyebarannya berpusat di dusunCeleng, desa Loh Bener, kecamatan Loh Bener, kabupaten Indramayu. Asal usul gaya Celeng dipercaya dibawaoleh Ki Kartam, sseorang ahli dalang wayang dan dalangtopeng dari wilayah Majakerta yang merupakan kakak dari Ki Panggah yang melestarikan tari Topeng Cirebon gaya Cipunegara di kabupaten Subang.
4. Gaya Cipunegara
Gaya Cipunegara merupakan salah satu gaya tari Topeng Cirebon yang wilayah penyebarannya berada di sekitar kecamatan Pegaden hingga ke bantaran sungai Cipunegara yang merupakan perbatasan dengan kabupaten Indramayu. Tari Topeng Cirebon gaya Cipunegara ini oleh masyarakatnya disebut sebagai tari Topeng Menor, karena kemerduan suara dan kecantikan para penarinya.
5. Gaya Gegesik
Pada tari Topeng Cirebon gaya Gegesik yang paling terlihat berbeda adalah raut karakteristik topengnya. Topeng Panji pada gaya Gegesik digambarkan dengan karakteristik wajah berwarna putih dengan raut tenang, mata sipit dengan tatapan yang selalu merunduk tajam, hidung mancung dansenyum yang terkulum. Dalam perkembangannya, perubahan yang terjadi pada tari Topeng Cirebon gaya Gegesik kebanyakan dipengaruhi oleh struktur masyarakat urban serta berperannya sekolah kesenian, modernisasi, peristiwa, politik dan perubahan pandangan pewaris topeng, terutama sekitar tahun 1980 hingga tahun 2000. Perubahan tari Topeng Cirebon gaya Gegesik terutama terjadi pada cara dan bentuk penyajiannya, sehingga pada masa itu pertunjukan topeng dicampur dengan dangdut atau yang oleh masyarakat disebut sebagai topeng-dangdut.
6. Gaya Slangit
Jalannya pertunjukkan terdiri dari: Tetalu atau Gagalan, Penampilan Tari Pokok, Bodoran atau Lawak, Lakon atauDrama dan Penutup atau Rumyang. Pada penampilan TariPokok, menurut versi atau Gaya Slangit, ditampilkanberturut-turut: Tari Panji, Tari Samba atau Pamindo, TariRumyang, Tari Tumenggung dan terakhir Tari Kelana. PadaTari Tumenggung kadang-kadang disisipi adegan tarungdengan Topeng Jingga Anom. Gerakan tari yang menjadiciri khas dari gaya Slangit adalah gerakan bahu dan pinggang yang kuat serta gesit dan mendetail dalam setiap perpindahan geraknya, dikarenakan urutan gerakannya yang sangat mendetail maka gaya Slangit dijadikan sebuah acuan dalam pengajaran tari Topeng Cirebon dalam lingkup akademis.
7. Gaya Ciluwung
Menurut Gaya Ciluwung (Kedung Bunder-Palimanan) danGegesik, Tari Rumyang yang menurut Gaya Slangit ketigamenjadi urutan keempat atau urutan kelima. Urutan laguyang digunakan meliputi: Kembang Sungsang untuk Taripanji, Singa Kawung untuk Tari Samba atau Pamindo, Kembang Kapas untuk Tari Rumyang, Tumenggunganuntuk Tari Tumenggung dan Gonjing untuk Kelana.
8. Gaya Losari
Pementasan Topeng Losari berbeda dengan pementasanTopeng Cirebon di bagian barat dan utara. Jalannyapertunjukkan terdiri dari “Tetalu” atau “Gagalan” kemudiantarian dalam bentuk Lakon (Drama). Jenis tarian yang akanditampilkan meliputi: Tari Panji Sutrawinangun dengan laguPamindo, Tari Patih Jaya Badra dengan lagu Bendrong, Tarian Jingga Anom dengan lagu Bendrong, TumenggungMagang Dirja dari Negara Bawarna dengan lagu OmbakBanyu, Klana Bando Pati dengan lagu Gonjong danPangebat dan Tari Samba diiringi lagu Rumyang. Pada gayaLosari, alur cerita atau urutan tari tidak mengutamakan padapembabakan cerita secara watak, tetapi lebih kepada teknikdan penjiwaan karakternya. Ada delapan tingkatan alurcerita pada tari Topeng Cirebon gaya Losari, yaitu ; PanjiSutrawinangun, Patih Jayabadra, Kili Paduganata, Tumenggung, Magangdiraja, Jinggan Anom, KlanaBandopati, Rumyang dan terakhir Lakonan. Gaya Losarimempunyai gerakan yang khas seperti gantung sikil yaitugerakan menaikan satu kaki dan bertumpu pada kaki lainnya dengan berjinjit selama kurang lebih sepuluh menit.Gerakan geleyong yaitu gerakan badan didorong ke kiri dan ke kanan dengan sesekali melenggokan badan ke belakang.Gerakan naga seser yaitu gerakan kuda-kuda dimana kaki penari dibuka setengah jongkok dengan kaki kiri yang ditutupi juntaian kain.
Posting Komentar
0 Komentar