Makna Tari Topeng

Makna Tari Topeng
Setiap tarian tradisional yang berasal dari suatu daerah ditarikan dengan memiliki makna yang tersirat dalam setiap gerakannya.
Sama halnya dengan tari topeng yang mana dalam setiap gerakan tarian ini memiliki makna yang tersirat untuk setiap orang yang menyaksikannya.
Makna yang terkandung didalam tarian ini menggambarkan watak manusia berbeda-beda. Ada saat manusia masih bayi dimana dia tidak bisa apa-apa tanpa bantuan orang lain.
Kemudian anak tumbuh menjadi anak-anak dimana ia suka bermain
Lalu anak tumbuh menjadi anak remaja dimana karakteristiknya mulai berubah.
Hingga saat dewasa orang ada yang memiliki watak yang bijaksana, namun ada pula seseorang yang memiliki watak jahat.
Seperti itulah watak manusia yang di gambarkan dalam tari topeng
Simbol-simbol sarat makna dari sebuah pementasan Tari Topeng disampaikan melalui warna topeng, jumlah topeng, dan juga jumlah gamelan pengiringnya. Total jumlah topengnya ada sembilan, yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu lima topeng pokok (panji, samba atau pamindo, rumyang, tumenggung atau patih, kelana atau rahwana) dan empat topeng lainnya lainnya (pentul, nyo atau sembelep, jingananom dan aki-aki) digunakan jika lakon yang dimainkan berjudul Jaka Blowo, Panji Blowo, atau Panji Gandrung.
Lima topeng pokok disebut sebagai Topeng Panca Wanda yang artinya topeng lima watak. Panji, misalnya, diartikan sebagai seorang bayi iyang masih bersih atau tidak berdosa. Pamindo menggambarkan kesatria. Patih menggambarkan kedewasaan.

Gerakan Tari Topeng
Gerakan yang dilakukan oleh para penari dalam tarian ini mengikuti jenis topeng yang digunakan oleh para penari.
Untuk penari yang menggunakan topeng panji maka gerakannya adalah gerakan antara gerak dan diam. Sebab, topeng ini menandakan usia manusia yang masih bayi atau baru saja lahir.
Lain halnya jika penari yang menggunakan topeng tumenggung, maka ia harus menari sesuai dengan karakteristik dari topeng tersebut yakni menjadi seseorang yang bijaksana.
Berbeda lagi jika penari yang menggunakan topeng kelana, maka ia harus memerankan seseorang yang memiliki sifat yang jahat.
Dengan belajar tari topeng sama halnya melestarikan kebudayaan bangsa.
Memang zaman sekarang semuanya modern, namun bukan berarti kebudayaan yang tradisional harus ditinggalkan.
Justru sebagai gnerasi muda kalau bukan kita yang melestarikan tarian ini, maka tarian ini bisa hilang dan sirna.
Properti tari topeng
Dalam pementasannya, tarian ini tidak hanya menggunakan properti topeng saja. Namun ada banyak perlengkapan properti lainnya yang harus dipersiapkan.
Misalnya saja seperti baju dimana baju ini harus berlengan, berdasi dan juga dilengkapi dengan peniti ukon
Ukon adalah sebuah mata uang zaman dahulu. Tidak lupa dilengkapi pula dengan ikat pinggang yang dilengkapi dengan keris, bading, gelang serta kain batik.
Tidak hanya itu saja, perlengkapan lain yang digunakan juga seperti kain sampur, kaos kaki putih yang memiliki panjang selutut dan mungkur yang diuat dari bahan batik lokoan.
Para penari topeng juga menggunakan properti lain seperti celana bawah lutut.
Adapun salah satu perlengkapan yang paling penting adalah kedok atau disebut dengan topeng yang dibuat dengan menggunakan bahan kayu.
Adapun topeng ini dipakai dengan cara digigit dibagian karetnya. Tidak hanya menggunakan topeng saja, namun ada penari juga menggunakan penutup kepala yang disebut dengan sobra.
Sedangkan pada saat mementaskan tari topeng tumenggung, maka pakaian akan ditambah dengan menggunakan tutup kepala kain ikat dan juga peci serta kacamata.
Alat musik pengiring
Tak hanya satu jenis alat musik saja yang mengiringi tarian ini. Ada pula perpaduan antara beberapa alat musik, membuat tarian ini lebih unik.
Penonton mudah terbawa dalam suasana pentas. Ada beberapa alat musik untuk mengiringi pementasan tarian ini, antara lain:
Satu pangkon saron.
Satu pangkon bonang.
Tiga buah gong yaitu kiwul, sabet, telon.
Satu pangkon titil.
Satu pangkon kenong.
Seperangkat alat kecrek.
Satu pangkon jengglong.
Satu pangkon ketuk.
Dua buah kemanak.
Satu pangkon klenang.
Seperangkat kendang (kepiting, kepyang dan gendung).
Lagu pengiring
Pada saat pementasan, tarian ini tidak hanya diiringi musik saja seperti alat musik tari topeng diatas.
Melainkan menggunakan lagu pengiring. Ini yang menambah sisi unik dari tarian ini. Beberapa lagu pengiring topeng adalah :
Kembang sungsang untuk topeng panji
Kembang kapas untuk topeng samba
Rumyang utntuk topeng rumyang
Tumenggung untuk topeng tumenggung
Gonjing untuk topeng kelana

 Pertunjukan Tari Topeng Cirebon
Pada zaman dahulu Tari Topeng Cirebon biasanya dipentaskan menggunakan tempat pagelaran yang terbuka berbentuk setengah lingkaran, seperti di halaman rumah, di blandongan (bahasa Indonesia : tenda pesta) atau di bale (bahasa Indonesia : panggung). Pagelaran Kesenian Tari Topeng Cirebon ini dilengkapi dengan obor sebagai penerangannya. Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, tari Topeng Cirebon pada masa modern  dipertunjukan didalam gedung dengan lampu listrik sebagai tata cahayanya.

Sruktur pagelaran dalam tari Topeng Cirebon bergantung pada kemampuan rombogan, fasilitas gong yang tersedia, jenis penyajian topeng dan lakon (bahasa Indonesia : cerita) yang dibawakannya.

1.       Penarinya mengenakan hiasan penutup kepala yang disebut sobra dan penutup muka yang disebut kedok.
2. Berlatar belakang cerita Panji
3. Diiringi seperangkat gamelan, Pelog atau Salendro.
4. Tariannya terdiri atas: Panji, Pamindo, Rumyang, Tumenggung/Patih, Perang antara Tumenggung Magangdiraja v Jinggananom, dan Klana
Pagelaran tari topeng
Pada zaman dahulu tarian ini dipentaskan di tempat terbuka berbentuk setengah lingkaran. Seperti misalnya pagelaran di adakan di halaman rumah, dan untuk penerangnya menggunakan obor.
Seiring perkembangan teknologi yang begitu cepat, sekarang pagelaran tarian ini di pentaskan di dalam gedung, dan lampu listrik sebagai peneranganya. Tujuan pagelaran tarian ini dibagi menjadi 3 bagian antara lain:
1. Pagelaran Komunal
Pagelaran yang diselenggarakan untuk semua anggota masyarakat. Hampir semua masyarakat ikut berpartisipasi dalam pagelaran tarian ini. Acaranya cukup spektakuler, ada arak-arakan dalang dan ada juga atraksi-atraksi. Biasanya pagelaran ini diselenggarakan lebih dari satu malam. Contoh dari pagelaran komunal adalah hajatan desa, ngunjung atau ziarah kubur, dan ngarot kasinom (acara kepemudaan).
2. Pagelaran Individual
Acara pagelaran yang diadakan oleh perorangan. Misalnya untuk memeriahkan acara pernikahan, khitan, dan khaulan atau seseorang yang melaksanakan nazar. Biasanya pagelaran ini dipentaskan di halaman rumah si pemilik hajat.
3. Pagelaran Babarangan
Pagelaran ini merupakan acara pementasan keliling kampung, hal ini dilakukan karena inisiatif dari dalang topeng itu sendiri. Biasanya pagelaran ini berkeliling di desa yang sudah melakukan panen, jika di desa belum panen maka keliling dilakukan di kota yang ramai. Saat di desa belum panen, keliling kota dilakukan karena di desa sedang mengalami kekeringan dan di desa itu sedang sepi penduduk.
Perkembangan Tari Topeng Cirebon
Kesenian Tari Topeng ini masih eksis dipelajari di sanggar-sanggar tari yang ada, dan masih sering dipentaskan pada acara-acara resmi daerah, ataupun pada momen tradisional daerah lainnya. Salah satu maestro tari topeng adalah Mimi Rasinah, yang aktif menari dan mengajarkan kesenian Tari Topeng di sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah yang terletak di desa Pekandangan, Indramayu, Indramayu. Sejak tahun 2006 Mimi Rasinah menderita lumpuh, namun ia masih tetap bersemangat untuk berpentas, menari dan mengajarkan tari topeng hingga akhir hayatnya, Mimi Rasinah wafat pada bulan Agustus 2010 pada usia 80 tahun


Posting Komentar

0 Komentar