Tari Topeng betawi yang melegenda

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, suku, budaya, bahasa, ras, maupun agama. Itu yang tidak dimiliki oleh beberapa negara yang ada di dunia ini, hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia saja. Salah satunya adalah budaya. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi dan suatu hal yang bisa dijadikan sebagai identitas unik dan khas bagi suatu daerah. Tercatat kurang lebih ada 7241 budaya yang ada di Negara Indonesia. Salah satu budaya Indonesia yang cukup popular adalah budaya tari nya yang begitu indah nan bagus. Salah satunya adalah budaya tari topeng. Tari adalah gerak tubuh yang secara berirama senada dengan alunan musik yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Topeng adalah sebuah karya seni yang tercipta sebagai perwujudan atau ekspresi tentang konsep batin yang berhubungan dengan wajah. Jadi, Tari Topeng adalah salah satu tarian tradisional yang ada di Negara Indonesia dengan menggunakan topeng sebagai penutup muka. Jadi, kali ini kita akan membahas Tari Topeng Betawi. Yuk simak yang berikut ini.
Tari Topeng Betawi adalah salah satu tarian adat masyarakat betawi di Jakarta yang menggunakan topeng sebagai ciri khasnya. Tarian ini merupakan perpaduan antara seni tari, musik, dan nyanyian. Seperti pertunjukan teater atau opera, penari menari dengan di iringi suara musik dan nyanyian. Tari Topeng Betawi lebih bersifat teatrikal dan komunikatif lewat gerakan.
Dalam sejarahnya, Tari Topeng Betawi pertama kali diciptakan oleh Mak Kinang dan Kong Djioen pada tahun 1930. Dikatakan bahwa lahirnya kesenian ini terinspirasi oleh Tari Topeng Cirebon.
Menurut Kartini (1989:1), “tari kedok yang berkembang di wilayah budaya Betawi pinggiran merupakan penyederhanaan dari tari topeng kecil Cirebon yang biasa terdiri dari enam sampai delapan topeng“. Oleh karena itu, nama-nama topeng yang digunakan sebagian ada kesamaan, seperti Topeng Panji dan Samba.
Tari Topeng Betawi awalnya di pentaskan secara berkeliling oleh para seniman. Mereka biasanya di undang sebagai  pengisi hiburan dalam acara seperti pesta pernikahan, khitanan, dan lainnya. Menurut kepercayaan masyarakat betawi, tarian ini bisa menjauhkan dari mara petaka. Namun seiring dengan perubahan jaman, kepercayaan itu mulai luntur dan menjadikan tarian ini hanya hiburan dalam acara saja. Namun walaupun kepercayaan itu mulai hilang, tarian ini tetap di adakan untuk memeriahkan pesta atau acara adat.
Dalam pertunjukannya, Tari Topeng Betawi di awali dengan lagu yang di iringi oleh musik pengiring. Setelah itu para penari keluar sambil menari menggunakan topeng. Gerakan yang di lakukan para penari tergantung pada tema yang di bawakan. Tema yang di bawakan dalam tarian ini tergolong variatif di antaranya adalah kehidupan masyarakat, cerita legenda, kritik sosial, dan cerita klasik lainnya. Tari Topeng Betawi merupakan tarian yang bersifat teatrikal. Sehingga terdapat pesan yang di sampaikan melalui gerakan dalam menari. Tarian ini biasanya di iringi dengan alat musik tradisional betawi seperti rebab, gendang besar, kempul, kromong tiga, kecrek, kulanter dan gong buyung. Dalam pertunjukannya, Topeng Betawi akan diiringi dengan seperangkat gamelan yang terdiri dari beberapa waditra. Oleh karena tidak ada istilah khusus, maka disebutlah orkes pengiring yang khas ini sebagai Gamelan Topeng.
Hal ini berbeda dengan teater Betawi lainnya, dimana alat musik pengiring lazim telah memiliki nama. Lenong diiringi oleh Gambang Kromong, sementara Blantek diiringi oleh Rebana Biang.
Gamelan Topeng biasanya terdiri dari sebuah rebab, gendang besar dan kulanter, satu ancak kenong berpencon tiga, krecek, kempul, serta sebuah gong tahang atau gong angkong.
Dalam hal ini, kenong berpencon tiga akan ditabuh oleh dua penabuh. Satu penabuh pencon kenongnya atau biasa disebut “ngenong”, satunya lagi menabuh bagian pinggir kenong atau kenceng, sehingga disebut dengan “ngenceng”.
Peran alat pengiring ini sangatlah penting dalam pertunjukan Topeng Betawi, termasuk juga sebagai penanda beberapa bagian dari pertunjukannya. Pemukulan kempul menjadi penanda pertunjukan dimulai, dilanjutkan dengan gesekan rebab tunggal.
Gamelan ditabuh ekstra keras, terutama ketika memasuki sesi tetalu. Pada bagian lakon, umumnya gamelan akan berfungsi sebagai tanda pergantian babak, aksentuasi gerakan serta jalan ceritanya.
Kostum yang di gunakan dalam Tari Topeng Betawi juga tergantung pada tema yang di bawakan, namun masih tidak lepas dari busana khas betawi. Bagi penari pria biasanya menggunakan pakaian seperti pakaian hitam, kaos oblong, celana panjang, dan kain sarung. Selain itu di bagian kepala biasanya menggunakan peci atau ikat kepala. Bagi penari wanita biasanya menggunakan kain panjang dan pakaian kebaya yang di lengkapi dengan selendang. Selain bagian kepala memakai mahkota warna warni yang biasa di sebut dengan kembang topeng. Dan tidak lupa memakai topeng yang menutupi wajah para penarinya. Topeng yang di gunakan para penari terbuat dari kayu. Topeng ini tidak memakai pengikat pada kepala, namun penari menempelkan ke wajah mereka dengan cara di gigit di bagian dalam topengnya. Dalam hal Topeng Betawi, pemaknaan topeng mengalami perluasan dimana lebih mewakili sebuah pertunjukan teater yang mengandung unsur musik, tari dan sastra.
Jenis tari ini disebut tari topeng, bukan karena semua tari-tariannya ditarikan oleh para penari dengan mengenakan topeng, melainkan karena biasa dijadikan pelengkap pergelaran topeng. Salah satu teater tradisi yang hidup dan berkembang dikalangan masyarakat yang sehari-hari menggunakan bahasa Betawi dialek pinggir. (Rachmat Ruchiat, Perkembangan Seni Budaya di Jakarta dan Sekitarnya, 2003: 17)
Seperti yang telah dikatakan dalam sekilas sejarahnya di awal-awal artikel ini, Topeng Betawi adalah terinspirasi dan merupakan penyederhanaan dari Tari Topeng Kecil Cirebon. Sehingga nama-nama topeng yang digunakan dalam kesenian ini banyak memiliki kemiripan, baik nama dan filosofinya.
Tari Topeng Betawi mengusung tiga karakter topeng, diantaranya Panji, Samba dan Jingga. Topeng Panji menghadirkan karakter anggun melalui warna yang didominasi warna putih, sebagai gambaran sebuah kesakralan, kebijaksanaan dan kesucian.
Topeng Samba mewakili karakter yang lebih tangkas, terampil serta penuh keceriaan. Adapun Topeng Jingga menampilkan karakter keras, lebih garang sebagai gambaran tentang kegagahan.
Untuk menarikan Tari Topeng Betawi ini tidak lah mudah. Ada 3 hal yang wajib di miliki para penari topeng betawi ini. pertama, penari harus gendes, yaitu luwes atau lemah gemulai. Penari juga harus ceria dan tidak boleh kelihatan sedih saat menari. Terakhir, penari harus lincah dan bergerak bebas.
Dalam perkembangannya, Tari Topeng Betawi tidak hanya di gunakan sebagai acara hiburan saat pesta pernikahan atau khitanan saja. Namun tarian ini juga sering di pentaskan pada acara besar adat betawi di Jakarta. Tari Topeng Betawi telah berkembang, sehingga banyak variasi dan jenis seperti tari lipet gandes, tari topeng tunggal, tari enjot-enjotan, tari gegot, tari topeng cantik, tari topeng putri, tari topeng ekspresi, dan tari kang aji.

Posting Komentar

0 Komentar